HOT NEWS

Selasa, 10 Juli 2012

Kita Miskin Bukan Karena Tuhan



Apakah Anda merasakan bahwa Anda sudah bekerja keras tetapi hasilnya biasa-biasa saja? Atau bahkan anda merasa sudah bekerja selama lebih dari 5 tahun tetapi merasakan seperti bekerja 1 tahun diulang 5 kali? Yang artinya anda bekerja hal yang sama berulang kali selama 5 tahun bekerja dan tidak ada perubahan yang anda kerjakan? Saya juga dahulu juga merasakan hal yang sama berulang kali. Bahkan dalam training motivasi dan supercamp The Secret of wealthy Mindset saya, saya menemukan banyak yang mengalami seperti ini. Kok kenapa bisa begitu? Padahalkan sudah buat yang terbaik. Bahkan saya ada salah satu klien yang saya coach secara personal pernah menanyakan,"kok hidup saya tetap seperti ini, padahal saya sudah hidup yang baik sesuai ajaran agama tapi kok ya hidup saya tetap seperti ini. Apa yang salah pada hidup saya?" Sebenarnya pertanyaan ini juga pernah muncul dalam hidup saya dan keluarga saya. Sampai saya menemukan jawabannya. Dan hidup saya berubah drastis begitu juga kehidupan klien bahkan peserta workshop saya. Saya tidak akan memberikan jawaban lengkap disini, anda bisa membaca terus tulisan saya dan temukan jawabannya.


Pertanyaan diatas sebenarnya coba kita merefleksikan kembali, apakah anda sudah pernah meminta kepada Tuhan? Meminta yang benar. Bahkan sudahkah anda believe (meyakini) dan Faith (mengimani) yang anda minta? Ini adalah bagian yang cukup berat adalah mengimani. Ketika anda sudah mengimani yang anda minta kepada Tuhan, harusnya sudah tidak ada lagi ketakutan dan mempertanyakan hasilnya. Serahkan semuanya kepada Tuhan. W Clement Stone dan Napoleon Hill pernah mengatakan dalam bukunya Success through A Positive Mental Attitude bahwa ada efek kalimat pasif dan aktif. Seperti contoh kalimat "pasrah" menurut mereka adalah pasif sedangkan "Mengimani" adalah Aktif. Dan mereka menganjurkan untuk cenderung menggunakan kalimat aktif untuk pengaruh dalam pikiran kita.

Ada seorang yang lahir dari lingkungan miskin dan mereka terus hidup dalam kemiskinan bahkan sepertinya mereka sudah pasrah dengan kondisi kehidupan mereka di Louisiana, USA. Mereka meyakini bahwa hidup menjadi lebih kaya dan sukses adalah mustahil menurut mereka. Ada seorang anak kecil bernama SB Fuller, Ibunya adalah seorang yang luar biasa. Dia pernah mengatakan kepada SB Fuller begini, "We are poor, Not because of God" yang artinya adalah "ya Memang kita miskin, tetapi bukan karena Tuhan yang membuat kita miskin." Ibunya meyakini bahwa Tuhan itu baik dan selalu baik. God is always Good God. Bahkan ibunya sangat keras kepada anaknya dan mengatakan "seharusnya kita tidak semiskin ini, dan jangan pernah sekalipun saya mendengar dari kamu bahwa itu kehendak Tuhan bahwa kita miskin. Ya, kita miskin bukan karena Tuhan. Kita miskin karena ayahmu tidak pernah mengembangkan dirinya untuk menjadi kaya. Tidak ada satupun orang dari keluarga kita bahkan yang ingin mengembangkan diri menjadi apapun. Bahkan tak seorangpun berhasrat menjadi lebih makmur dan sukses dalam dirinya. Maka karena motivasi ibunya, akhirnya anak ini mempunyai keyakinan yang mendalam dipikiran SB Fuller. Lalu beliau berkarir menjadi penjual sabun selama 12 tahun dan akhirnya mempunyai 7 perusahaan dan 4 diantaranya perusahaan kosmetik dan 1 perusahaan koran. Ini terjadi karena dia selalu menanamkan apa yang dikatakan ibunya "kita miskin bukan karena Tuhan. Kita miskin karena ayahmu tidak pernah mengembangkan dirinya untuk menjadi kaya. Tidak ada satupun orang dari keluarga kita bahkan yang ingin mengembangkan diri menjadi apapun. Bahkan tak seorangpun berhasrat menjadi lebih makmur dan sukses dalam dirinya." Semua kembali kepada mindset anda, apa yang anda mau tentukan buat hidup anda. Anda yang memilih ingin dan mau menjadi apa. Buatlah selalu berhasrat untuk sukses dan mengimani bahwa Tuhan akan membantu.

Ada seorang pendeta yang sedang menyiapkan khotbahnya untuk perayaan kebaktian hari minggu. Lalu datanglah anaknya yang ingin mengajak ayahnya untuk bermain. Kemudian ayahnya mengatakan, wah ayah tidak bisa. Karena ayah ingin menyiapkan khotbah ini. Tetapi sang anak merengek-rengek terus ingin mengajak ayahnya bermain. Akhirnya sang Ayah memutuskan untuk mengambil koran dan mengambil satu gambar bola dunia. Dan ayahnya robek kertas tersebut menjadi kecil-kecil dan sambil mengatakan kepada anaknya, "hi Nak, coba kamu tempel gambar ini ya. Setelah selesai menempel baru ayah ajak main." Sang Pendeta ini meyakini bahwa paling tidak anaknya membutuhkan 1 jam untuk menyelesaikannya dan menurutnya, 1 jam adalah waktu yang cukup untuk menyelesaikan khotbahnya. Lalu 15 menit kemudian, anaknya kembali kepada ayahnya dengan begitu gembiranya. Dan mengatakan,"ayah-ayah, ini sudah selesai saya tempel." Ayahnya kaget, loh kok cepat sekali. Apa yang kamu lakukan? lah khotbah ayah saja belum selesai. Anak itu lalu mengatakan,"mudah ayah, saya balik kertas tersebut lalu ada gambar orang disana lalu saya tempel sambil melihat bolak balik. Lalu dia mengatakan "jika orangnya benar, maka dunianya akan benar juga, yah (If the man is right, the world is right). Ayahnya kaget dan tersenyum, iya betul jika orang tersebut berpikir benar maka dunia akan benar dengan sendirinya. Wah, bisa ayah gunakan khotbah ini untuk besok minggu.

Betul, kadang kita berpikir bahwa dunia ini kejam, orang lain jahat, semua tidak beres. Itu tergantung anda orangnya. Bila anda berpikir dengan benar atau dari perspektif yang benar maka hasilnya akan benar juga. Atau istilah Carl Jung, "Your perception is your projection" apa yang anda persepsikan maka itu yang anda projeksikan. Bahkan Zig Ziglar pernah mengatakan,"kegagalan seorang sales dalam menjual bukan saat ketemu dengan customernya. Kegagalan seorang sales terjadi saat perjalanan dari kantor menuju ke tempat customer." Ini juga pernah terjadi dalam awal-awal karir saya, ketika saya berpikiran bahwa orang yang saya telpon akan marah-marah atau menolak saya, maka itu yang akan terjadi. Jika saya berpikir sebaliknya, kecenderungan lebih positif lebih besar efeknya. Semua kembali ke pikiran anda yang menjadikan sebuah persepsi yang akan berakibat pada kehidupan nyata.

Bagaimana dengan kalian?

Salam Mind-logy

Antonius Arif
The Maximum Peak Performance by Mind-logy
www.antoniusarif.com

2 komentar:

  1. Sangat menyentuh hati....Kita diingatkan untuk tidak angkuh dengan apa yang sudah didapat...

    BalasHapus

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More