"Happiness comes of the capacity to feel deeply, to
enjoy simply, to think freely, to risk life, to be needed. - Kebahagiaan
berasal dari kapasitas untuk merasakan, menikmati, berpikir bebas, menghadapi
risiko hidup, dan menjadi dibutuhkan."
Storm Jameson.
Kebahagiaan adalah ide yang sangat abstrak dan bersifat
sangat subyektif. Kebahagiaan dapat terkait dengan tercapainya suatu keinginan
atau kebutuhan kita. Tetapi kebahagiaan seorang guru menurut saya sangat
terkait dengan tanggung jawabnya mendidik dan mengajarkan nilai-nilai penting
dan inspiratif terhadap para siswanya. Ketika seorang guru dapat melakukan
beberapa hal berikut ini kemungkinan besar ia dapat memiliki semua sumber
kebahagiaan bahkan lebih dari semua yang dipaparkan oleh Storm Jameson tersebut.
Seorang guru bahagia karena ia mencintai profesi sebagai
pendidik. Ia mendapatkan kepuasan tersendiri ketika dapat mendidik para murid,
walaupun mungkin kehidupan pribadi mereka sederhana dan jauh dari kemewahan.
Seorang guru akan jauh lebih bahagia, jika apa yang telah mereka lakukan tak
hanya membuat para murid pintar melainkan menginspirasi bahkan menggerakkan
para murid untuk mengubah diri mereka menjadi lebih baik.
Mencintai proses pembelajaran dengan memperluas wawasan ilmu
pengetahuan melalui berbagai macam buku, seminar, kaset, radio dan lain
sebagainya adalah sumber kebahagiaan seorang guru. Karena tanggung jawab
seorang guru bukanlah sekadar menjelaskan subyek atau materi pelajaran,
melainkan memberikan contoh sikap bahwa kemauan untuk terus belajar dapat
meningkatkan kreatifitas dan memaksimalkan potensi diri. Seorang guru akan
semakin bahagia jika mampu menginspirasi para siswa belajar lebih giat.
Rasa syukur yang besar terhadap Tuhan YME mendatangkan
keindahan dan kebahagiaan. Rasa syukur membuat guru lebih bahagia, karena rasa
syukur itu membuatnya dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada para muridnya
dengan bahasa yang positif pula. Ia akan lebih bahagia jika sikap yang positif
serta ilmu pengetahuan yang ia sampaikan menginspirasi para muridnya untuk
lebih kreatif dan positif dalam menggunakan ilmu pengetahuan tersebut.
Seorang guru akan bahagia jika tidak membebani hidupnya
dengan orientasi mendapatkan imbalan. Ia bahagia karena tidak pernah mengharap
balas jasa dari murid atas semua yang diberikannya. Ia sudah cukup senang dapat
mengabdikan diri untuk membentuk para tunas bangsa menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas.
Guru akan bahagia jika berhasil membangkitkan semangat para
murid yang nyaris terpuruk karena kehilangan jati diri. Untuk semua itu ia akan
rela melakukan apapun, walaupun harus menghadapi banyak kesulitan. Mendampingi
dan membentuk anak-anak didik menjadi tegar dan optimis, baginya jauh lebih
menyenangkan dibandingkan apa pun juga.
Seorang guru bahagia, jika ia menjadi diri sendiri dan tidak
membandingkan dengan orang lain. Ia bebas berekspresi sebagai diri sendiri
dalam menyampaikan ilmu pengetahuan agar terserap dan bermanfaat bagi anak
didiknya. Ia akan berbahagia jika etika yang ia tunjukkan itu dapat menumbuhkan
keberanian para murid untuk menjalani kehidupan dengan jujur dan menghargai
diri sendiri.
Guru bahagia karena ia mencintai murid-muridnya, bagaimanapun keadaan mereka.
Ia menikmati saat bersama-sama berjuang melawan keterbatasan diri dengan ilmu
pengetahuan dan budi pekerti. Sebagaimana M. Scott Peck mengatakan,"When
we love something it is of value to us, and when something is of value to us we
spend time with it, time enjoying it and time taking care of it. - Ketika kita
mencintai sesuatu maka itu akan berarti bagi kita. Ketika sesuatu berarti bagi
kita, maka kita akan senang menghabiskan waktu untuknya, menikmatinya, dan
memeliharanya".
Guru yang bahagia adalah guru yang terus memperkaya ilmu
pengetahuannya. Dengan demikian ia dapat mengkreasikan metode mengajar,
sehingga para murid dapat dengan mudah menyerap ilmu pengetahuan yang ia
sampaikan. Semakin luas ilmu yang ia miliki, semakin mudah baginya mengubah
kesulitan hidup menjadi anugrah yang membahagiakan.
Seorang guru bahagia, karena kehidupannya berjalan seimbang.
Keseimbangan tersebut dikarenakan ia mampu memanajemen waktu. Ia dapat
menggunakan waktu secara efektif dan proporsional untuk diri sendiri, keluarga,
profesi, kegiatan sosial, belajar dan beribadah.
Sumber kebahagiaan seorang guru berasal dari dalam dirinya
sendiri. Ia bahagia ketika mampu menginspirasikan harapan, kebahagiaan,
kekuatan sekaligus nilai-nilai moralitas kepada generasi masa depan. Ia akan
lebih bahagia jika para anak didik itu mampu melakukan hal serupa dengan
dirinya.
Note : Artikel ini adalah inti pembicaraan di Seminar Pendidikan "Menjadi
Guru Yang Menyenangkan, Inovatif dan Kreatif." (Anjuran Yayasan Pendidikan
Sinar Dharma)
_______________
Penulis : Andrew Ho
*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis
buku-buku bestseller. Kunjungi websitenya di :www.andrewho-uol.com
0 komentar:
Posting Komentar